Senin, 28 November 2011

KETIKA PARU-PARU TLAH BASAH



Begini pengap uap dan asap,
Memenuhi ruang di sebelah jantung
Pita suara kandas,
Bunyi tak lagi mengalir lepas
Tapi biarlah!
Selagi siang dan malam masih silih berganti
Selagi bulan dan matahari masih di sana di sini
Biarlah kata mencari arti
Dan biarkan aku terus berlari
Berlari,
Sampai pintu yang paling sunyi.

AMNESIA

Kabut malam,
aku rindu berenang di gumpalan kelabumu
di mana ada
menjadi tiada

Amnesia menjelma surga

PUJA KAMBOJA

Seikat kamboja,
di malam purnama

Kutuang rindu sepenuh kalbu
Hanya untukmu

MALAM KETIKA BULAN MEMERAH

Daun-daun luruh berguguran,
di ladang rindu, melulu sendu

Pada Sunyi,
"Aku mencintaimu,"
Selalu...Sayangku

PUT-RI

Putri,
Lirikan matamu begitu lugu, tapi juga menggoda
dan kubilang,"Aku paling takut bermain-main dengan mata."
Pancaran mata bisa menghanyutkan jiwa seseorang

Tatapan mata itu! Keangkuhan seseorang bisa dibaca,
di bola matanya

Ah! Aku baru sadar bahwa tubuhku begitu letih,
pun mataku mulai berkunang-kunang

Putri,
bangunlah,
bergeraklah,
Menyatulah kamu dalam tarian hidupmu

Bangkitlah,
dan ukirlah namamu pada setiap tugu
Langkah-langkah kakimu meletupkan semangat,
bagi para kaummu





* teruntuk yang tersayang

MENITI PECAHAN WAKTU


...(pada suatu pagi)...

Nada-nada tak lagi bersaut
Setiap jiwa menyanyi sendiri
Gerak tari berselubung kalut
Meliuk-liuk tiada arti

...(menjelang senja)...

Satu per satu jari-jemari tegang
Hilang daya bersentuh dawai
Apa sekarang saat berpulang?
Ahai!

...(tengah malam buta)...

Berdebaran angin datang bergetar
Dari arah kejauhan yang samar-samar
Jiwaku runtuh,
Hah,
Di sana! Di tengah samudera, tepat di bawah bulan purnama
Mengapung bidadari bercadar peluh

HAH!


itu
shower
nganga
lubang. lubang
mengicir
air
mata
Mengucur
marah
tubuh
Telanjang
ngambang
gamang
pulang. pulang. pulang
langgam rindu tabir mengenang
ruh. ruh
rapuh
Jatuh
simpuh. rebah
ranjang berdebu
darah
muntah
?


*diinspirasi P&L*